Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zavacephale: Dinosaurus Kecil Berkepala Kubah Ditemukan di Mongolia

Kompas.com - 18/09/2025, 07:46 WIB
Wisnubrata

Penulis

KOMPAS.com - Dinosaurus berkepala kubah adalah jenis langka yang fosilnya jarang ditemukan. Namun belum lama ini ilmuwan menemukan yang paling luar biasa: Zavacephale rinpoche, fosil pachycephalosaur paling tua dan paling lengkap.

Dinosaurus berkepala kubah—dikenal sebagai pachycephalosaur—adalah herbivora dari periode Kapur yang terkenal dengan tengkorak mereka yang tebal dan membulat. Fungsi "kepala keras" ini masih menjadi misteri, karena sebagian besar yang ditemukan hanyalah pecahan-pecahan tengkorak dari Amerika Utara dan Asia.

Namun, penemuan terbaru memberi informasi lebih banyak. Fosil Zavacephale rinpoche ini ditemukan di Mongolia, berusia sekitar 108 juta tahun—14 juta tahun lebih tua dari spesies pachycephalosaur sebelumnya. Fosil ini adalah yang paling lengkap, memberikan gambaran baru tentang bentuk tubuh awal kelompok dinosaurus unik ini.

“Bagi kami yang mempelajari dinosaurus berkepala kubah, Zavacephale adalah spesimen yang sudah lama kami tunggu-tunggu,” kata David Evans, paleontolog dari Royal Ontario Museum.

Baca juga: Dinosaurus Iguanodontia dengan Layar di Punggung Ditemukan di Inggris

Si Kecil dengan Kepala Kubah

Berbeda dengan kerabatnya Pachycephalosaurus yang panjangnya bisa lebih dari 4,5 meter, Zavacephale hanya sekitar 1 meter dengan berat sekitar 9 kg—setara dengan seekor anjing kecil. Meski mungil, spesimen ini sangat berharga karena memberi informasi lengkap tentang tulang-tulang tubuhnya, termasuk anggota badan, bahu, pinggul, hingga ekor dengan tendon yang mengeras menjadi tulang.

Bahkan, fosil ini mencatat jari-jari tangan pertama yang pernah ditemukan pada kelompok pachycephalosaur. Selama ini, fosil mereka umumnya hanya menyisakan kubah tengkorak yang sangat kuat.

“Bayangkan setengah bola bowling di atas tusuk gigi, lalu jatuh ke sungai. Yang bertahan mungkin hanya kubahnya,” jelas Lindsay Zanno, paleontolog dari North Carolina Museum of Natural Sciences sekaligus penulis studi.

Baca juga: Shri Rapax: Dinosaurus Pemburu yang Membunuh dengan Jempol

Tengkorak dinosaurus Zavacephale Rinpoche lebih kecil daripada tengkorak kerabatnya yang muncul kemudian Alfio Alessandro Chiarenza Tengkorak dinosaurus Zavacephale Rinpoche lebih kecil daripada tengkorak kerabatnya yang muncul kemudian

Fase “Punk” Dinosaurus

Analisis mikroskopik pada tulang kaki Zavacephale mengungkapkan bahwa dinosaurus ini belum dewasa saat mati—masih dalam masa pertumbuhan. Namun, ia sudah memiliki kubah kepala yang tebal.

Pola ini mirip dengan dinosaurus lain yang mengembangkan hiasan tengkorak seperti tanduk dan jambul sejak remaja. Ilmuwan menyebutnya “fase punk” dinosaurus: masa remaja dengan tampilan mencolok yang mungkin digunakan untuk menarik pasangan atau menunjukkan dominasi.

“Dinosaurus ini masih tumbuh, tetapi sudah memiliki kubah mencolok untuk interaksi sosial,” kata Zanno.

Baca juga: Lokiceratops: Dinosaurus Bertanduk Unik yang Dinamai Dewa Loki

Mengubah Pohon Keluarga Dinosaurus Kubah

Penemuan Zavacephale juga memaksa ilmuwan meninjau ulang asal-usul pachycephalosaur. Sebelumnya, dinosaurus seperti Wannanosaurus dianggap mewakili tahap awal dengan tengkorak yang hanya sedikit menebal. Namun, bukti baru menunjukkan bahwa kubah penuh ternyata berkembang lebih awal dari dugaan.

Evans menegaskan, “Spesimen ini tidak hanya membantu kita memahami asal-usul kubah, tetapi juga hubungan evolusi di antara spesies dinosaurus berkepala kubah lainnya.”

Fakta bahwa kubah berkembang sejak usia muda juga berarti banyak fosil yang selama ini dianggap spesies dewasa mungkin sebenarnya hanya individu remaja. Hal ini memperkuat dugaan bahwa dinosaurus seperti Dracorex dan Stygimoloch sebenarnya hanyalah versi muda dari Pachycephalosaurus.

Baca juga: Fosil Buaya Purba Bergigi T. rex Ditemukan, Diduga Pemburu Dinosaurus

Jejak Sosial dari Zaman Kapur

Para peneliti juga mencatat bahwa Zavacephale memiliki kaki belakang yang panjang, berbeda dari pachycephalosaur yang lebih besar dan berkaki pendek. Hal ini mungkin mencerminkan perubahan perilaku sosial, misalnya kemampuan berlari lebih cepat sebelum evolusi perilaku adu kepala memerlukan kaki yang lebih kokoh.

Fungsi kubah dinosaurus ini masih menjadi perdebatan. Apakah digunakan untuk adu kepala, pamer kepada lawan jenis, atau sekadar “fashion statement” prasejarah? Yang jelas, kubah ini menjadi ciri khas mereka selama puluhan juta tahun—sebuah gaya yang diukir dalam tulang.

Baca juga: Fosil ‘Naga’ Berusia 240 Juta Tahun Ditemukan di Tiongkok

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau