Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasutri Tunawisma di Palembang Terpaksa Gendong Jasad Bayi Usai Diusir Mertua, Polisi Turun Tangan

Kompas.com - 22/09/2025, 21:00 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sepasang suami istri (pasutri) tunawisma di Palembang, Sumatera Selatan, terpaksa menggendong jasad bayi mereka dengan berjalan kaki setelah ditolak oleh pihak keluarga.

Peristiwa memilukan ini dialami Joko (40) dan Noviyanti (29) yang kehilangan bayi perempuannya, Firli Saputri, pada usia 20 hari.

Bayi tersebut meninggal dunia karena sesak napas setelah sempat menjalani perawatan intensif di ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Palembang BARI sejak Senin, 1 September 2025.

“Dari semenjak lahir dirawat di sana sudah 20 hari. Selama dirawat alhamdulillah kami urus surat-surat supaya biayanya lebih ringan,” ujar Joko saat ditemui di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Sumsel, Sabtu (20/9/2025) malam.

Baca juga: Garuda Indonesia Buka Penerbangan Rute Halim Perdanakusuma-Palembang Tahun Ini

Kehilangan Anak untuk Kedua Kalinya

Joko mengaku, ini bukan kali pertama ia kehilangan anak. Pasutri tersebut sebelumnya juga harus merelakan anak pertamanya meninggal di usia masih kecil.

“Ini anak yang kedua. Yang pertama juga meninggal pas usianya masih kecil, waktu itu saya masih kerja,” kata pria asal Blitar, Jawa Timur itu.

Pernikahan yang sudah berusia lebih dari tiga tahun membuat Joko dan Noviyanti harus hidup dalam keterbatasan. Sejak tiga bulan terakhir, mereka kehilangan pekerjaan dan hidup mengandalkan belas kasihan orang di jalan.

“Dulu saya kerja kuli bangunan. Semenjak tiga bulan ini sudah tidak kerja lagi makanya sekarang cuma minta-minta di jalan. Nyari-nyari biaya sendiri untuk istri,” tambah Joko.

RS Tolak Memakamkan karena Pasien Punya Keluarga

Karena tidak memiliki rumah maupun biaya pemakaman, Joko meminta pihak RSUD Palembang BARI untuk membantu memakamkan bayi mereka. Namun, pihak rumah sakit menolak dengan alasan pasien masih memiliki keluarga.

“Waktu di rumah sakit kami minta bantu dimakamkan anak saya. Tapi pihak rumah sakit tidak mau, dengan alasan kami masih ada keluarga. ‘Kok kayak gini hidup,’ kata saya,” ucap Joko.

Meski menolak membantu pemakaman, pihak rumah sakit menyediakan ambulans untuk mengantarkan jenazah ke rumah duka keluarga Noviyanti di Kelurahan 10 Ilir, Kecamatan Ilir Timur III, Palembang.

Baca juga: Kerusuhan di Palembang dan OKU: Polda Sumsel Tetapkan 25 Tersangka

Diusir Mertua

Ambulans yang mengangkut Joko, istrinya, dan jasad bayi hanya bisa berhenti di bundaran air mancur lantaran akses jalan menuju rumah mertua cukup sempit.

“Saya minta diturunkan di sana, karena mau ke tempat mertua. Dari bundaran air mancur jalan kaki ke rumah mertua,” jelas Joko.

Namun setibanya di rumah mertua, mereka justru ditolak dan diusir.

“Sampai di sana saya dimaki-maki. Dibilang bawa mayat lah, apa lah. Di situ hati saya bingung,” ungkapnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Korupsi Haji Rp 1 Triliun: KPK Usut Dugaan Jual-Beli Kuota oleh Biro Perjalanan
Korupsi Haji Rp 1 Triliun: KPK Usut Dugaan Jual-Beli Kuota oleh Biro Perjalanan
Kalimantan Timur
Keracunan Massal di Bandung Barat, Ayam Diduga Basi, Berbau, dan Masih Ada Bulu
Keracunan Massal di Bandung Barat, Ayam Diduga Basi, Berbau, dan Masih Ada Bulu
Jawa Barat
Kisah Pilu Bocah Perempuan Tewas Membusuk di Kamar Kos Penjaringan
Kisah Pilu Bocah Perempuan Tewas Membusuk di Kamar Kos Penjaringan
Banten
Kasus Keracunan MBG, DPR Desak Investigasi Transparan Libatkan Publik
Kasus Keracunan MBG, DPR Desak Investigasi Transparan Libatkan Publik
Banten
Anggito Abimanyu Jadi Ketua DK LPS 2025-2030, Ini Profilnya
Anggito Abimanyu Jadi Ketua DK LPS 2025-2030, Ini Profilnya
Jawa Timur
7 Fakta Polemik Surat Perjanjian Program Makan Bergizi Gratis di Sleman
7 Fakta Polemik Surat Perjanjian Program Makan Bergizi Gratis di Sleman
Jawa Tengah
Nadiem Makarim Lawan Status Tersangka Korupsi Chromebook Rp 1,98 T Lewat Praperadilan
Nadiem Makarim Lawan Status Tersangka Korupsi Chromebook Rp 1,98 T Lewat Praperadilan
Kalimantan Timur
Warga Resah Desa di Bogor Terancam Dilelang, Dedi Mulyadi: Besok Saya ke Sana
Warga Resah Desa di Bogor Terancam Dilelang, Dedi Mulyadi: Besok Saya ke Sana
Jawa Barat
Marak Keracunan MBG, BGN: Hanya Sebagian Kecil Anak yang Trauma, Sebagian Besar Ingin Dilanjutkan
Marak Keracunan MBG, BGN: Hanya Sebagian Kecil Anak yang Trauma, Sebagian Besar Ingin Dilanjutkan
Jawa Tengah
Program MBG, Janji Pembentukan Tim Investigasi, dan 5.000 Siswa yang Keracunan
Program MBG, Janji Pembentukan Tim Investigasi, dan 5.000 Siswa yang Keracunan
Jawa Barat
Isi Menu Tidak Layak, DPRD Banyumas Stop Sementara Pengelola Dapur MBG Gununglurah
Isi Menu Tidak Layak, DPRD Banyumas Stop Sementara Pengelola Dapur MBG Gununglurah
Jawa Tengah
Mahfud MD Ngaku Ditawari Jabatan Menko Polkam oleh Jenderal Senior, Begini Responsnya
Mahfud MD Ngaku Ditawari Jabatan Menko Polkam oleh Jenderal Senior, Begini Responsnya
Jawa Tengah
Uji Lab Kasus Keracunan MBG Sukabumi: Ada Jamur di Buah, Bakteri di Lauk Siswa
Uji Lab Kasus Keracunan MBG Sukabumi: Ada Jamur di Buah, Bakteri di Lauk Siswa
Jawa Barat
Kasus Korupsi Laptop Chromebook, Jurist Tan Buron, Polri Ajukan Red Notice ke Interpol
Kasus Korupsi Laptop Chromebook, Jurist Tan Buron, Polri Ajukan Red Notice ke Interpol
Jawa Timur
BP Tapera Buka Lowongan 2025: Cek Formasi, Syarat, dan Cara Daftar 
BP Tapera Buka Lowongan 2025: Cek Formasi, Syarat, dan Cara Daftar 
Sulawesi Selatan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau